Sekampus.com Yogyakarta, 28 Juli 2025 — Dalam rangka memperkuat strategi pengendalian inflasi melalui pendekatan 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (BI DIY) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY secara resmi membuka kegiatan MRANTASI Pasar (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) pada Senin, 28 Juli 2025, bertempat di Pendopo Beringharjo, Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh Pimpinan BI perwakilan DIY, Sekretariat Daerah DIY, TPID DIY, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Pemerintah Kalurahan Condongcatur, Peguyuban Pedagang Pasar Beringharjo dan Kolombo, Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (Pusekra UGM). Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Sekretaris Daerah DIY serta Kepala Perwakilan BI DIY, dilanjutkan dengan seremoni pembukaan resmi program MRANTASI Pasar.
MRANTASI Pasar merupakan program literasi dan edukasi yang ditujukan bagi para pedagang pasar tradisional, sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan ekonomi lokal melalui pemahaman terhadap dinamika inflasi. Selama periode Juli hingga November 2025, program ini akan dilaksanakan di dua lokasi, yakni Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta dan Pasar Kolombo Kabupaten Sleman.
Acara dimulai dengan sambutan dari Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Beny Suharsono, yang menegaskan pentingnya kesadaran bersama dalam menjaga kestabilan harga di tingkat pasar.
“Pasar tradisional adalah denyut ekonomi masyarakat. Dengan edukasi inflasi yang tepat, para pedagang bisa lebih adaptif menghadapi dinamika harga dan berperan aktif menjaga keseimbangan pasar,” ujar Beny Suharsono.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI DIY, Sri Darmadi Sudibyo, yang menyampaikan bahwa literasi inflasi bukan hanya tugas regulator, tetapi juga perlu menjadi pemahaman bersama seluruh pelaku ekonomi, termasuk pedagang pasar.
“MRANTASI Pasar adalah wujud sinergi antara kebijakan dan realitas. Kami ingin para pedagang memahami apa itu inflasi, mengapa terjadi, dan bagaimana menyikapinya dengan bijak,” ungkap Sri Darmadi Sudibyo.
Kelas Perdana Mrantasi Pasar oleh PUSEKRA UGM

Setelah seremoni pembukaan program MRANTASI Pasar (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) yang berlangsung di Pendopo Beringharjo, kegiatan dilanjutkan dengan Kelas Perdana MRANTASI Pasar, sebuah sesi edukatif yang dirancang khusus untuk para pedagang pasar tradisional.
Kelas perdana ini menghadirkan narasumber utama Istianto Ari Wibowo, peneliti dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam suasana yang hangat dan partisipatif, para pedagang dari Pasar Beringharjo dan sekitarnya diajak memahami secara langsung apa itu inflasi, bagaimana inflasi memengaruhi harga-harga kebutuhan pokok, serta langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan pedagang untuk merespons perubahan harga dengan bijak.
Menurut Istianto, salah satu tantangan utama yang dihadapi pasar tradisional adalah keterbatasan informasi dan literasi ekonomi, terutama terkait dinamika harga dan distribusi. Dalam kelas ini, ia menyampaikan materi dengan pendekatan yang membumi, disertai contoh-contoh nyata yang relevan dengan kehidupan para pedagang.
“Inflasi itu bukan cuma urusan pemerintah. Pedagang juga punya peran penting menjaga stabilitas harga, menjaga pasokan, dan membangun kepercayaan pembeli. Semua itu dimulai dari pemahaman,” jelas Istianto Ari Wibowo.
Kelas berlangsung secara interaktif. Para peserta aktif bertanya seputar strategi penyetokan barang, kendala distribusi, hingga tips komunikasi harga kepada pelanggan. Diskusi-diskusi ini menjadi ruang belajar yang sangat dibutuhkan oleh para pelaku pasar dalam menghadapi gejolak ekonomi harian.
Kelas MRANTASI Pasar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang akan terus berlanjut hingga November 2025 di dua lokasi utama: Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta dan Pasar Kolombo Kabupaten Sleman. Program ini digagas oleh Bank Indonesia DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, sebagai upaya mendorong literasi inflasi dari pasar rakyat untuk ketahanan ekonomi daerah.
Dengan semangat gotong royong dan peningkatan kapasitas pelaku pasar, MRANTASI Pasar diharapkan mampu menciptakan pasar yang tidak hanya tanggap terhadap perubahan harga, tetapi juga proaktif dalam menjaga kestabilan ekonomi lokal.