Kampus Update! Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (PUSEKRA UGM) berkolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Murung Raya dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif (RINDEKRAF). Kegiatan perdana ditandai dengan Pemaparan Laporan Pendahuluan dan Focus Group Discussion (FGD) di Aula Cahai Ondui Tingang, Gedung B Kantor Bupati Murung Raya, Selasa (14/10).
Tim peneliti PUSEKRA UGM hadir langsung dari Yogyakarta dipimpin oleh Dr. Dumairy, didampingi oleh Ariyanto dan Arif Setyo Widodo. Mereka menyampaikan kerangka awal pengembangan ekonomi kreatif yang berfokus pada pemetaan potensi lokal, penguatan UMKM, dan integrasi pariwisata berbasis kearifan lokal.
Asisten III Sekretariat Daerah Murung Raya, Andri Raya, menekankan pentingnya sinergi dengan kampus. “Murung Raya memiliki potensi besar dalam bidang ekonomi kreatif. Dengan pendampingan dari PUSEKRA UGM, kami berharap perencanaan ini menjadi peta jalan nyata yang membuka lapangan kerja, menguatkan UMKM, dan menumbuhkan pariwisata berbasis budaya lokal,” ujarnya.
Kepala Bapperida Murung Raya, Reyzal Samat, menambahkan bahwa kehadiran akademisi memperkaya dokumen perencanaan daerah. “Kami tidak ingin perencanaan hanya berhenti di atas kertas. Dengan dukungan PUSEKRA UGM, hasil akhirnya diharapkan bisa langsung diterapkan dalam program pembangunan daerah,” jelasnya.
Dalam paparannya, Dr. Dumairy menjelaskan bahwa PUSEKRA UGM akan mendampingi Murung Raya melalui serangkaian langkah strategis. Pendampingan diawali dengan pemetaan potensi dan subsektor ekonomi kreatif unggulan yang berbasis pada budaya, sumber daya alam, serta inovasi masyarakat lokal.
Selain itu, tim juga akan melakukan analisis daya saing sekaligus merancang strategi pasar agar produk kreatif Murung Raya mampu menembus skala regional hingga nasional. Upaya ini diperkuat dengan perumusan kebijakan yang sinkron dengan RPJMD Murung Raya 2025–2029 serta sejalan dengan misi pembangunan nasional.
Tidak berhenti di tataran perencanaan, PUSEKRA UGM juga menyiapkan pendampingan berkelanjutan melalui workshop, diskusi kelompok terarah, serta pelatihan yang ditujukan bagi pelaku usaha maupun perangkat daerah.
“Ekonomi kreatif bukan sekadar tren, melainkan ruang bagi masyarakat untuk berinovasi sekaligus memperkuat identitas budaya. Murung Raya punya modal sosial yang kuat, dan kami ingin membantu mengembangkannya agar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” jelas Dr. Dumairy.
Melalui penyusunan RINDEKRAF, pemerintah daerah berharap ekonomi kreatif menjadi motor pembangunan baru yang inklusif dan berkelanjutan. Tahapan berikutnya akan dilanjutkan dengan survei, FGD, dan lokakarya di tingkat lokal untuk memastikan dokumen benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Menutup kegiatan, Dr. Dumairy menegaskan bahwa PUSEKRA UGM tidak hanya fokus di Murung Raya, tetapi juga siap bermitra dengan kabupaten dan daerah lain di seluruh Indonesia. “Dengan sinergi antara pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat, ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan Indonesia,” pungkasnya.
Update informasi seputar kampus; kegiatan kampus, acara, program, dan pemberitaan. Kirim rilis silakan kirim via email: redaksisekampus@gmail.com, harap konfirmasi melalui DM Instagram: @sekampuss dan atau Whatsapp: 085643190105